Pages

Welcome >>> Hi >>> selamat datang semoga bermanfaat

Tuesday

Tips Mengatasi Serangan Si Tomcat

Tomcat, apa yang terbayang dalam pikiran anda? Mungkin si kucing nakal yang kerjanya ngejar-ngejar tikus? Atau pesawat tempur F14 Tomcat? Ternyata bukan, Tomcat di sini adalah serangga kecil yang akhir-akhir ini bikin heboh. Ya, serangga kecil yang serangannya merebak di banyak tempat dan menyebabkan kulit melepuh seperti luka bakar ini disebut orang dengan julukan Tomcat, mungkin karena bentuknya sepintas seperti pesawat tempur F-14 Tomcat.


Serangga Tomcat merupakan serangga dari genus Paederus. Serangga ini termasuk dalam Ordo Orthoptera dan Famili Staphylinidae. Di beberapa daerah, serangga ini sering disebut semut kanai atau semut kayap. Dalam bahasa Inggrisnya disebut "rove beetle" atau kumbang penjelajah atau pengelana, karena selalu aktif berjalan-jalan.

Serangga ini memiliki ukuran relatif kecil, panjang sekitar 1 cm dan lebar 0,5 mm hingga 1,0 mm, sehingga kadang tidak dikenali. Keunikan serangga ini adalah bagian sayap yang tak menutupi seluruh abdomen. Bagian kepala hewan ini berwarna hitam, sayap berwarna biru kehitaman dan hanya menutupi bagian depan tubuh. Bagian toraks dan abdomen berwarna orange atau merah. Warna orange atau merah ini diduga sebagai sinyal bagi musuh-musuhnya (misalnya laba-laba) bahwa serangga ini beracun dan harus dihindari. Ada 12 jenis serangga jenis ini, namun yang paling banyak di sini adalah Paederus fasciatus.

Kumbang Paederus fuscipes tergolong serangga predator yang makan pada serangga lain. Kumbang ini banyak dijumpai di sawah, dan merupakan musuh alami dari hama-hama padi. Sebetulnya serangga atau kumbang tomcat ini atau Paederus fuscipes adalah serangga yang bermanfaat bagi petani karena membantu mengendalikan hama-hama padi. Kumbang tomcat juga bisa ditemukan di pertanaman kedelai, jagung, kapas, tebu dan sejenisnya.

Ciri khas Paederus adalah kemampuan memproduksi toksin yang disebut paederin. Saat menyerang, serangga akan mengeluarkan toksin ini, persis seperti ular yang mengeluarkan bisa. Toksin tersebut yang dikatakan bisa berdampak buruk bagi manusia. Akibat jika terserang serangga ini adalah dermatitis, dimana kulit melepuh seperti mengalami luka bakar dan mengeluarkan cairan.

Sebenarnya tomcat tidak menggigit atau menyengat. Tapi kumbang tomcat kalau terganggu atau secara tidak sengaja terpijit akan mengeluarkan cairan yang bila kena kulit akan menyebabkan gejala memerah dan melepuh seperti terbakar (dermatitis). Oleh karena itu gejala ini populer disebut Paederus dermatitis. Gejala ini muncul akibat cairan tubuh serangga tadi mengandung zat yang disebut pederin yang bersifat racun. Ada yang menyebutkan bahwa pederin ini 15 kali lebih beracun daripada bisa kobra.

Jika kena serangga ini, maka kita harus cuci dengan air sabun agar menetralisir racun. Lalu bisa juga memakai Kalium permanganat atau salep untuk mengobatinya. Umumnya gejala muncul 24 jam setelah kulit terkena cairan tubuh kumbang. Bila gejalanya parah segera pergi ke dokter untuk berobat.

Jika serangan si tomcat ini tidak bisa dihindari, janganlah panik, berikut adalah beberapa tips mengatasinya:
  • Jika ada kumbang tomcat menempel pada tubuh atau pada pakaian yang sedang dipakai, jangan sekali-kali memegangnya atau membunuhnya.
  • Usir tomcat secara hati-hati dengan cara meniupnya atau mengusirnya dengan potongan kertas, jangan langsung memegang dan memindahkannya dengan tangan.
  • Apabila secara tidak sengaja kumbang ini terpijit dan cairannya menempel pada kulit, segera bilas dengan air sabun beberapa kali. Begitu pula bila cairan kumbang ini menempel pada baju atau seprei, agar segera dicuci.
  • Jangan menggosok kulit dan atau mata bila kumbang ini terkena kulit kita.
  • Jika anda khawatir racun tomcat ini akan menyebabkan akibat yang lebih serius, segera pergi ke dokter atau petugas kesehatan terdekat.

Upaya pencegahan dan pengendalian yang dapat dilakukan antara lain:
  • Redupkan lampu dan tutup pintu, jendela rapat-rapat. Serangga yang berkeliaran malam ini tertarik akan cahaya lampu, mematikan lampu atau meredupkan lampu akan mengurangi berdatangannya kumbang ini ke rumah kita. Tutup pintu dan jendela rapat-rapat dan diberi kasa nyamuk juga membantu mencegah masuknya serangga ini.
  • Hindari duduk atau ngobrol di bawah lampu yang di atasnya banyak didatangi kumbang tomcat.
  • Halaulah kumbang ini agar menjauh dari rumah dengan mematikan lampu, atau memungutnya secara hati-hati dengan kantong kertas dan lepaskan ke habitatnya (sawah atau tempat lembab lainnya).
  • Tidur menggunakan kelambu atau menggunakan lotion anti nyamuk jika di daerah anda sedang merebak kehadiran si tomcat ini.
  • Periksa kehadiran si tomcat di rumah dan kamar anda, terutama dinding dan langit-langit dekat lampu sebelum tidur. Bila menemui, segera dimatikan dengan menyemprotkan racun serangga. Singkirkan tomcat dengan tanpa menyentuhnya.
  • Bersihkan lingkungan rumah, terutama tanaman yang tidak terawat yang ada di sekitar rumah yang bisa menjadi tempat kumbang Paederus.
  • Upaya pengendalian juga dapat dilakukan dengan memasang perangkap di sekitar lampu pada malam hari.


Sebenarnya tomcat ini bermanfaat bagi petani, karena ikut membantu mengendalikan hama-hama padi, misalnya wereng. Kumbang tomcat juga bisa ditemukan di pertanaman kedelai, jagung, kapas, tebu dan sejenisnya. Karenanya, serangga ini cukup dicegah kehadirannya, tak perlu dibasmi dengan pestisida kimia.

Lalu mengapa sekarang si tomcat ini nekad menyerang manusia? Selain karena sifatnya yang tertarik dengan terangnya cahaya lampu, mungkin saja lingkungan tempat hidup si tomcat ini telah mengalami perubahan, baik akibat perubahan iklim maupun akibat ulah manusia. Di jaman modern ini, manusia telah memodifikasi area pesawahan, baik secara teknis maupun kimia, hal ini mungkin saja menyebabkan perubahan siklus dan mata rantai kehidupan di area tersebut, sehingga ikut pula menyebabkan perubahan lingkungan dan tingkah laku si tomcat ini. Jadi sepertinya, merebaknya serangan tomcat ini pun tidak lepas dari ulah manusia itu sendiri.

#dari berbagai sumber

No comments:

Post a Comment